Profil Desa Banjarsari

Ketahui informasi secara rinci Desa Banjarsari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Banjarsari

Tentang Kami

Profil lengkap Desa Banjarsari, Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen. Mengupas tuntas potensi agraris, demografi, tata kelola pemerintahan, serta denyut kehidupan sosial masyarakat di koridor strategis pesisir selatan Jawa Tengah.

  • Pusat Agraris

    Wilayah ini merupakan salah satu lumbung padi utama di Kecamatan Ambal dengan sistem pertanian yang menjadi tulang punggung ekonomi mayoritas penduduk.

  • Lokasi Strategis

    Terletak dekat dengan jalur utama pesisir selatan Jawa dan Samudra Hindia, memberikan keuntungan aksesibilitas dan potensi pengembangan ekonomi turunan.

  • Masyarakat Guyub dan Dinamis

    Memiliki struktur sosial yang kuat dengan semangat gotong royong dan partisipasi aktif dalam program pembangunan desa.

XM Broker

Desa Banjarsari merupakan salah satu dari 32 desa yang berada di wilayah administratif Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Terletak di bagian selatan Kebumen yang berbatasan langsung dengan pesisir Samudra Hindia, desa ini memegang peranan penting sebagai salah satu kantong produksi pertanian, khususnya padi. Dengan posisi geografis yang strategis dan didukung oleh sumber daya manusia yang mayoritas bergerak di sektor agraris, Desa Banjarsari terus berbenah dan menunjukkan potensi signifikan untuk berkembang menjadi desa yang mandiri dan sejahtera. Keberadaannya tidak hanya menopang ketahanan pangan lokal, tetapi juga menjadi simpul penting dalam dinamika sosial dan ekonomi di Kecamatan Ambal.

Lokasi Geografis dan Batas Wilayah

Secara geografis, Desa Banjarsari terletak pada posisi yang cukup strategis di Kecamatan Ambal. Jaraknya dari ibu kota Kabupaten Kebumen sekitar 20 kilometer, yang dapat ditempuh melalui jalan utama yang menghubungkan wilayah pesisir. Letak ini memberikan kemudahan akses bagi distribusi hasil bumi serta mobilitas penduduk.

Berdasarkan data administratif dan pemetaan wilayah, Desa Banjarsari memiliki batas-batas yang jelas dengan desa-desa tetangganya. Di sebelah utara, wilayahnya berbatasan dengan Desa Kradenan. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Ambalresmi, yang juga merupakan pusat pemerintahan Kecamatan Ambal. Sementara itu, di sebelah selatan berbatasan langsung dengan Desa Kaibahan dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Prasutan. Penetapan batas wilayah yang jelas ini menjadi dasar penting bagi perencanaan pembangunan, administrasi kependudukan, dan pengelolaan sumber daya desa.

Luas wilayah Desa Banjarsari secara keseluruhan mencakup area yang signifikan, sebagian besar didominasi oleh lahan persawahan irigasi. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kebumen dalam publikasi "Kecamatan Ambal dalam Angka", lahan produktif ini menjadi aset utama yang menopang kehidupan ekonomi masyarakat setempat.

Demografi dan Kondisi Kependudukan

Populasi Desa Banjarsari terdiri dari masyarakat yang relatif homogen dengan ikatan sosial yang kuat. Berdasarkan data kependudukan terakhir, jumlah penduduk Desa Banjarsari mencapai ribuan jiwa. Komposisi penduduk didominasi oleh usia produktif, yang menjadi modal utama dalam penggerak roda perekonomian, terutama di sektor pertanian dan wirausaha.

Dengan luas wilayah yang ada, tingkat kepadatan penduduk di Desa Banjarsari tergolong sedang. Hal ini memungkinkan pemukiman warga masih memiliki ruang yang cukup nyaman dan lahan pekarangan yang dapat dimanfaatkan untuk pertanian skala kecil atau kegiatan produktif lainnya. Mayoritas penduduk memeluk agama Islam, dan kehidupan keagamaan berjalan harmonis yang tercermin dari aktivitas di masjid dan musala serta tradisi keagamaan yang masih lestari. Semangat gotong royong dan kekeluargaan atau "keguyuban" masih sangat kental terasa dalam kehidupan sehari-hari, menjadi perekat sosial yang kuat di tengah masyarakat.

Pemerintahan dan Tata Kelola Desa

Struktur pemerintahan Desa Banjarsari dijalankan oleh seorang Kepala Desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa, meliputi sekretaris desa, kepala urusan (kaur), dan kepala seksi (kasi), serta kepala dusun. Sistem pemerintahan ini berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan tujuan utama memberikan pelayanan publik yang prima dan melaksanakan program-program pembangunan yang efektif.

Sebagai mitra kerja pemerintah desa, terdapat Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang anggotanya merupakan perwakilan dari masyarakat. BPD memiliki fungsi legislasi, pengawasan, dan menampung aspirasi warga untuk kemudian diperjuangkan dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbangdes). Sinergi antara Pemerintah Desa dan BPD menjadi kunci keberhasilan tata kelola desa yang transparan, akuntabel, dan partisipatif. Dalam beberapa kesempatan, seperti yang diberitakan oleh media lokal, Pemerintah Desa Banjarsari aktif berkoordinasi dengan aparat kewilayahan seperti Koramil Ambal untuk memastikan program pemerintah pusat dan daerah dapat berjalan sinergis hingga ke tingkat desa, terutama dalam hal keamanan, ketertiban, dan pemberdayaan masyarakat.

Potensi Ekonomi: Tulang Punggung Agraris dan Peluang Baru

Sektor ekonomi Desa Banjarsari sangat bergantung pada bidang agraris. Hamparan sawah yang luas dan subur menjadi pemandangan utama sekaligus menjadi tulang punggung perekonomian. Sebagian besar lahan persawahan di wilayah ini merupakan sawah irigasi teknis yang mendapatkan pasokan air dari jaringan irigasi, termasuk dari Waduk Wadaslintang, sehingga memungkinkan untuk panen padi hingga dua atau tiga kali dalam setahun. Komoditas utama yang dihasilkan ialah padi, menjadikan desa ini sebagai salah satu lumbung pangan di Kecamatan Ambal.

Selain padi, para petani juga menanam tanaman palawija seperti jagung, kedelai, dan kacang-kacangan saat musim kemarau atau sebagai tanaman sela. Pemanfaatan lahan pekarangan juga cukup optimal dengan penanaman sayur-mayur dan buah-buahan untuk konsumsi rumah tangga maupun dijual ke pasar terdekat. Sektor peternakan juga mulai berkembang, meskipun masih dalam skala rumah tangga, seperti ternak ayam, kambing, dan sapi yang menjadi sumber pendapatan tambahan bagi warga.

Di luar sektor pertanian, mulai tumbuh pula usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Desa Banjarsari. Beberapa warga menggeluti usaha warung kelontong, kerajinan tangan sederhana, dan usaha kuliner skala kecil. Kedekatan desa dengan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang baru dibangun membuka peluang besar bagi pengembangan ekonomi di masa depan. Akses yang semakin mudah diharapkan dapat memicu munculnya usaha-usaha baru di sektor jasa dan perdagangan.

Kehidupan Sosial dan Budaya

Kehidupan sosial masyarakat Desa Banjarsari diwarnai oleh nilai-nilai luhur yang diwariskan secara turun-temurun. Tradisi gotong royong masih sangat melekat dalam berbagai aktivitas, mulai dari membersihkan lingkungan, memperbaiki fasilitas umum, hingga membantu sesama warga yang sedang mengadakan hajatan atau tertimpa musibah.

Dalam konteks budaya, masyarakat Banjarsari masih melestarikan beberapa kesenian khas Kebumen, meskipun intensitasnya mungkin tidak seperti di masa lalu. Kesenian seperti Kuda Lumping atau Ebeg sesekali masih ditampilkan dalam acara-acara tertentu. Desa ini juga memiliki catatan historis yang unik, salah satunya ialah melahirkan seorang tokoh penting bagi Kabupaten Kebumen, yaitu Drs. H. Dadiyono Yudoprayitno, yang pernah menjabat sebagai Bupati Kebumen pada periode 1979-1984. Hal ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi warga desa. Selain itu, terdapat pula situs yang dianggap keramat oleh warga setempat, yaitu Makam Mbah Agung (Kagungan), yang sering diziarahi dan menjadi bagian dari warisan spiritual desa.

Infrastruktur dan Aksesibilitas

Pembangunan infrastruktur di Desa Banjarsari terus mengalami kemajuan. Akses jalan utama desa sudah beraspal dan dalam kondisi yang cukup baik, menghubungkan antar dusun serta menuju ke pusat kecamatan dan jalan raya nasional. Pemerintah desa secara bertahap juga terus meningkatkan kualitas jalan lingkungan melalui program pembangunan yang didanai dari Dana Desa, seperti program pavingisasi atau rabat beton, untuk memastikan mobilitas warga dan kegiatan ekonomi tidak terhambat.

Jaringan listrik dari PLN telah menjangkau seluruh wilayah desa, begitu pula dengan sinyal telekomunikasi dari berbagai operator seluler yang sudah cukup memadai. Untuk sarana air bersih, sebagian besar warga mengandalkan sumur gali pribadi, namun program penyediaan air bersih komunal terus diupayakan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Fasilitas pendidikan dasar seperti Sekolah Dasar (SD) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) juga tersedia di desa ini, memastikan generasi muda mendapatkan akses pendidikan yang layak.

Prospek dan Tantangan Pembangunan

Menghadapi masa depan, Desa Banjarsari memiliki prospek yang cerah. Potensi agraris yang besar, didukung oleh lokasi yang strategis dekat dengan JJLS, merupakan modal utama untuk melompat lebih tinggi. Dengan pengelolaan yang tepat, sektor pertanian dapat ditingkatkan produktivitasnya melalui penerapan teknologi modern dan diversifikasi produk olahan hasil pertanian untuk meningkatkan nilai tambah.

Namun tantangan juga terbentang di depan. Regenerasi petani menjadi salah satu isu krusial, di mana generasi muda cenderung lebih tertarik bekerja di sektor non-pertanian. Selain itu, fluktuasi harga gabah di tingkat petani dan dampak perubahan iklim menjadi tantangan lain yang perlu diantisipasi dengan solusi yang inovatif. Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah desa, masyarakat, dan pihak terkait lainnya sangat diperlukan. Dengan mengoptimalkan seluruh potensi yang ada dan mengatasi tantangan secara bersama-sama, Desa Banjarsari berpeluang besar untuk mewujudkan visi sebagai desa yang maju, mandiri, dan sejahtera bagi seluruh warganya.